Surabaya (ANTARA News) - Artis Astrie Ivo menyatakan imunisasi jiwa yang diberikan kepada anak akan dapat mengatasi kecanduan "games" seperti permainan"online". "Banyak anak yang mempunyai ibu dan ayah, tapi dia tidak beribu dan berayah, karena anak justru main games, lalu `ngapain` ibu dan ayahnya," katanya dalam seminar yang digelar PKPU Cabang Surabaya, Minggu.

Ia mengemukakan hal itu di hadapan sekitar 250 ibu dan sebagian di antaranya ayah dalam seminar bertajuk "Cara Cerdas Atasi Kecanduan Games pada Anak" dengan pembicara lain yakni Bagoes Sanyoto (psikolog) dan M Masykur Hasan (Dinas Pendidikan Kota Surabaya).

Menurut pemain sinetron yang juga presenter itu, anak-anak itu merupakan amanah Tuhan yang luar biasa, karena itu ibu dan ayah harus memberikan imunisasi jiwa, terutama dalam "Usia Emas" (Golden Age) atau 0-8 tahun.

"Kalau membaca Surah Luqman dalam Al Quran sudah cukup jelas bahwa tanggung jawab pendidikan anak itu juga ada pada ayah, bukan hanya ibu," kata ibu dari tiga anak itu.

Oleh karena itu, katanya, ayah dan ibu sebaiknya bekerja sama dalam pendidikan anak. "Bukan sama-sama bekerja, tapi sama-sama bekerja sama. Misalnya, saya sekarang bekerja di Surabaya, maka ayahnya harus bersama anak-anak," katanya.

Ia menyatakan keberadaan ayah dan ibu itu sangat penting dalam pendidikan atau memberikan imunisasi jiwa, karena bila anak "kehilangan" ibu dan ayahnya, maka dia akan mencari "pelarian" seperti "games."

"Imunisasi jiwa itu merupakan upaya orang tua untuk menyiapkan pendidikan yang baik, misalnya mencarikan sekolah yang baik dan menemani anak-anak di rumah," katanya.

Tanpa adanya "imunisasi jiwa", katanya, maka anak-anak akan mudah menjadi target dari "tsunami jiwa" , seperti kenal  narkoba lewat kebiasaan merokok atau pornografi lewat kebiasaan "games."

"Kalau kita tidak menemani anak, maka anak akan terkena tsunami jiwa , sebab games itu bukan hanya menyenangkan, tapi kadangkala diselipkan pornografi di dalamnya, seperti permainan manga ala Jepang yang kartun di dalamnya berbaju seronok," katanya.

Artis kelahiran Jakarta yang sering menemani anaknya bermain "benteng" atau "monopoli" itu mengaku ibu dan ayah yang sering menemani anaknya akan membuat sang anak menjadi baik tanpa orang tua menjadi "polisi" baginya.

Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.

"Untuk menghindarkan anak dari games, saya sering bermain bersama anak sambil menyelipkan pesan-pesan moral seperti bermain benteng dengan pola 1-4-1, saya selalu mengenalkan pentingnya sportif untuk tidak merugikan orang lain dan diri sendiri," katanya.

Selain itu, katanya, untuk menghindarkan anak dari games juga penting untuk memberikan permainan alternatif seperti mengajak anak untuk berenang. "Kalau perlu diikutkan klub renang, tapi ibu dan ayah tetap menemani," katanya.

Cara lain untuk menghindarkan dari games adalah memberikan pelukan atau cium kepada anak, memberikan pelajaran agama, dan memberikan alat komunikasi sesuai dengan kesiapan mentalnya.

"Kalau masih anak-anak ya jangan diberi BB, meski untuk alasan agar tidak `jadul`," katanya.

Dalam kesempatan itu, psikolog Bagoes Sanyoto menyatakan games itu mirip cabai yakni bila sedikit akan membuat orang mudah "rindu" tapi bila banyak akan membuat diare.

"Games memang menyenangkan, tapi secara psikologis ada efek Dopamin. Dopamin itu ada di dalam otak manusia yang dapat menimbulkan bayangan keinginan yang banyak tapi sulit dijangkau. Kalau efek Dopamin cukup banyak akan membuatnya sakit jiwa," katanya.

Oleh karena itu, katanya, orang tua harus mengenali anaknya. "Kalau anaknya sering keluar, maka orang tua harus mengoreksi diri untuk mencari cara yang dapat mengembalikan anak kepada dirinya," katanya.

Misalnya, orang tua dianggap anak suka marah atau cerewet, maka orang tua harus berusaha menampilkan diri sebagai "teman" dan bukan "musuh."

"Kalau bertanya kepada anak itu jangan itu-itu saja, seperti bagaimana sekolahnya, bagaimana PR-nya, tapi ajak bermain, beri dongeng, ajari kreatifitas tertentu, dan sebagainya," katanya.
(ANT/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com