(ANTARA/Lucky.R)

Lombok Barat (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia sedang berupaya memperjelas jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di negeri jiran itu, karena adanya perbedaan data. "Ini yang perlu diperjelas yakni adanya perbedaan data jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) antara versi KBRI dengan Imigrasi Malaysia," kata Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia Agus Triyanto A.S., usai pertemuan koordinasi dengan pengurus Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Nusa Tenggara Barat (NTB), di Senggigi, Lombok Barat, Sabtu.

Pertemuan koordinasi guna menyamakan persepsi tentang perlindungan Tenaga Kerja Indonesia itu, dihadiri lebih dari 60 orang pengelola Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang beroperasi di wilayah NTB.

Agus mengatakan, jumlah TKI pekerja ladang asal Lombok, NTB, sesuai data surat permintaan (demand letter) yang masuk KBRI di Malaysia sampai akhir 2010 mencapai 30 ribu orang, sementara versi Imigrasi Malaysia lebih dari 60 ribu orang.

"Itu berarti ada masalah soal data, dan kami terus berupaya untuk memperjelas data jumlah TKI asal NTB itu, sehingga terbitkan kebijakan penataan `demand letter` untuk pengawasan TKI di Malaysia," ujarnya.

Agus sedikit meragukan data versi Imigrasi Malaysia itu, namun ia pun tidak dapat berbuat banyak karena adanya kemudahan Pemerintah Malaysia dalam menerbitkan visa kerja bagi para TKI yang mendapat dukungan dari para calon majikannya.

Menurut dia, adanya kepentingan tertentu dari Pemerintah Malaysia itu yang melatarbelakangi pola penyampaian laporan Imigrasi Malaysia yang tidak terjadwal secara rutin.

Dia menyebut data TKI pekerja ladang di Malaysia versi Pemerintah Malaysia, sebanyak 203.529 orang, namun jika dikaitkan dengan areal perkebunan seluas 4,7 juta hektare yang digarap, maka terjadi kejanggalan.

Semakin banyak informasi otentik tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah Anda tahu, semakin banyak orang mungkin adalah untuk mempertimbangkan Anda ahli Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Baca terus untuk fakta Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah bahkan lebih yang Anda dapat berbagi.

Versi Pemerintah Indonesia seorang pekerja ladang mampu menggarap empat hektare lahan, sementara versi Pemerintah Malaysia seorang pekerja ladang mampu mengelola delapan hektare, sehingga ada sekitar 600 ribu pekerja Indonesia di ladang perkebunan Malaysia.

"Itu berarti, dari versi Malaysia itu masih ada sekitar 400 ribu lebih TKI pekerja ladang yang tidak terdata versi Indonesia. Mereka kemana, makanya ke depan harus ada sinergi antara pemerintah daerah pengirim TKI dan KBRI di Malaysia agar bisa mengawasi keberadaan tenaga kerja kita," ujarnya.

Agus menekankan pentingnya koordinasi yang terealisasi melalui "demand letter" agar dapat memantau seluruh pekerja ladang Malaysia asal Indonesia.

Keberadaan 400 ribu orang pekerja ladang asal Indonesia di Malaysia yang tidak tercatat dalam "demand letter" di KBRI Malaysia itu, merupakan pengalaman berharga yang menggambarkan kurangnya perlindungan TKI di Malaysia.

Ia mengatakan, peran serta para pengelola PPTKIS di wilayah NTB terkait pentingnya "demand letter" itu sangat diharapkan, karena dari 203.529 orang pekerja ladang di Malaysia yang berasal dari Indonesia itu, sekitar 80 persen diantaranya berasal dari NTB.

"Itu maknanya masyarakat NTB beri kontribusi yang signifikan di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Namun, jika tidak tercantum dalam `demand letter` maka perlindungan TKI lemah dan para TKI yang dirugikan," ujarnya.
(T.A058/Z002)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com