Jakarta (ANTARA News) - Dick Costolo, CEO Twitter, menegur pemerintah China melalui pesan yang dia kirim Kamis (18/11) lalu. "Yang terhormat Pemerintah China. Satu tahun penahanan karena mengirim 'tweet' sarkastis bukan cara yang maju maupun masa depan bagi orang-orang hebat anda," tulis Costolo dalam akun Twitter miliknya, seperti dikutip CNN.

Tulisan itu tak diragukan lagi sebagai tanggapan atas perempuan China yang dijatuhi hukuman satu tahun di kamp kerja paksa karena me-retweet pesan yang ditolak di China. "Tweet" itu mengejek orang-orang China yang bersekutu dengan pemerintah China dengan memprotes produk Jepang.

Dalam satu jam, pesan Costolo melampaui ratusan "retweet." Pesan itu menjadi "trending tweet."

Pejabat pemerintah China tidak bisa dimintai keterangan mengenai "tweet" Costolo itu.

Cheng Jianping ditahan pada 17 Oktober lalu karena me-retweet pesan dari tunangannya.

"Demonstrasi anti-Jepang, menghancurkan produk Jepang, hal semacam ini sudah dilakukan oleh bberapa orang seperti Guo Quan bberapa tahun lalu. Tidak ada yang baru. Sebenarnya cara yang paling efisien adalah terbang ke Shanghai segera dan menghancurkan Paviliun Jepang di Pameran," demikian bunyi "tweet" yang membuat Cheng ditahan.

If you base what you do on inaccurate information, you might be unpleasantly surprised by the consequences. Make sure you get the whole mobil keluarga ideal terbaik indonesia story from informed sources.

Dia menambahkan pada retweet-nya,"Pergi! Anak-anak muda yang marah!"

Pemerintah China tidak tertarik dengan layanan berbagi informasi seperti Twitter di masa lalu. China sudah menyensor atau memblokir akses untuk situs itu selama acara-acara utama.

Mereka juga melakukannya pada jejaring sosial dan blog lain. Tahun lalu pemerintah China menutup situs jejaring sosial selama peringatan demonstrasi di Lapangan Tiananmen.

Hubungan bisnis antara pemerintah China dan Google berkali-kali mengalami pasang surut. Google awalnya setuju untuk menyensor hasil pencarian di negara itu tetapi kemudian memilih mundur.

Mark Zuckerberg, CEO Facebook menggunakan situsnya sendiri sebagai wadah untuk membicarakan China belum lama ini, meskipun pesannya jelas kurang kontroversial.

"Apa kota-kota berbahasa Mandarin terbaik untuk berkunjung di China?," Zuckerberg mengemukakan kepada para pengguna fitur beta bernama Questions.

Forbes melaporkan, Zuckerberg dipercaya berencana mengunjungi China. Negara Asian menjadi penting bagi bisnis Facebook, kata Zuckerberg dalam suatu acara bulan lalu.

(ENY/S026)