Athena (ANTARA News/AFP/Reuters) - Sebuah bom bingkisan meledak di Kedutaan Besar Swiss di Athena pada Selasa dan ledakan terkendali atas beberapa kemasan terjadi di kedutaan Rusia dan Bulgaria, kata polisi Yunani sehari setelah mencegat beberapa barang serupa. Polisi menyatakan lima bingkisan bom ditemukan di ibu kota itu pada Selasa, hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum daerah, sesudah kemasan serupa untuk tiga kedutaan lain dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy pada Senin.

Seorang karyawan di Kedubes Swiss lolos dari cedera sesudah satu bingkisan mencurigakan meledak pada Selasa pagi, kata sumber polisi.

Kementerian luar negeri Swiss menyatakan, perangkat tersebut ditaruh di pintu masuk kedutaan itu di Athena dan terbakar ketika diperiksa karyawan.

"Kobaran api terjadi ketika karyawan melepas pembungkus luar kemasan itu. Tidak ada ledakan," kata kementerian itu. Tak ada yang terluka.

Sementara itu, ledakan terkendali dilakukan pada kemasan mencurigakan di kedutaan Rusia dan Bulgaria serta di luar parlemen Yunani.

Gelombang bingkisan bom itu terjadi menjelang pemilihan umum daerah pada Minggu dan dalam masa kerentanan masyarakat setelah penghematan diterapkan pemerintah Sosialis untuk melawan kemelut utang, yang belum pernah terjadi.

Polisi menangkap dua pria diduga memiliki hubungan dengan kelompok kiri-jauh pada Senin setelah ditemukan kemasan ranjau, termasuk yang ditujukan kepada presiden Prancis.

Di Sofia, Kementerian Luar Negeri Bulgaria menyatakan kemasan ditemukan di kedutaannya pada Selasa menimbulkan kecurigaan ketika memicu pelacak logam.

"Pengirim sebenarnya dari paket itu belum diketahui," kata kementerian tersebut.

Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.

Petugas kedutaan Swiss juga menemukan logam dalam kemasan itu, kata Jenewa.

Peringatan tersebut dikeluarkan pada Senin ketika kemasan dikirimkan ke kedutaan Meksiko meledak di kantor perusahaan pengiriman dan membakar tangan seorang karyawan perempuan.

Polisi kemudian mengumumkan bahwa mereka menemukan kemasan lain, yang ditujukan kepada kedutaan Belanda dan Belgia serta untuk Sarkozy.

Kedua pria ditahan pada Senin itu berusia 22 dan 24 tahun, bersenjata pistol Glock. Salah satu dari mereka juga mengenakan jaket tahan peluru dan rambut palsu.

Yang berumur 22 tahun adalah buron polisi sebagai tersangka anggota Persekongkolan Inti Api, kelompok kiri-jauh, yang muncul pada 2008 dan melakukan gelombang pembakaran dan serangan bom kecil terhadap kantor dan rumah politisi.

Serangan terhadap sarana pemerintah dan polisi biasa terjadi di Yunani dan biasanya dikaitkan dengan pengacau sayap kiri. Serangan itu biasa dirancang untuk tidak mengakibatkan cedera.

Mobil dengan plat diplomatik juga secara teratur disasar dalam pembakaran larut malam, yang diduga dilakukan kaum pengacau.

Bingkisan bom jarang terjadi, tapi perangkat mirip meluka-parahi kepala keamanan menteri polisi pada Juni setelah diselundupkan ke gedung berpenjagaan ketat itu.

Polisi belum mengaitkan kelompok mana pun dengan serangan itu.

"Tersangka utamanya tentu pengacau atau kiri-jauh seperti biasa. Jika begitu, ceritanya akan pudar, tapi kalau besok ada lagi kebingungan, itu hal berbeda," kata pengulas Pengendalian Bahaya Eropa Barat, David Lea.

Blanka Kolenikova, pengulas di IHS Global Insight, menyatakan serangan seperti itu dapat meluas saat penghematan dilakukan di Yunani.(*)
(Uu.B002/R009)