New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak di New York merosot pada Jumat waktu setempat, setelah mencapai tertinggi dua tahun hari sebelumnya, karena para pedagang mengambil petunjuk mereka dari dolar yang menguat dan spekulasi tentang kenaikan suku bunga China. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh menjadi 84,88 dolar per barel, turun 2,93 dolar dari level penutupan Kamis.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk penyerahan Desember turun 2,47 dolar menjadi 86,34 dolar di perdagangan London.

Penurunan harga minyak datang "sebagai reaksi terhadap kekhawatiran tentang inflasi China dan khawatir ... bahwa China akan menaikkan tingkat suku bunganya dan itu akan berdampak pada pertumbuhan," kata analis Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Pedagang khawatir bahwa kenaikan suku bunga China bisa memperlambat ekonominya, yang telah menjadi benteng pemulihan ekonomi global.

If you don't have accurate details regarding mobil keluarga ideal terbaik indonesia, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.

Sementara itu, euro merosot terhadap dolar karena para investor cemas atas utang negara zona euro, meskipun negara-negara kelasd berat Uni Eropa bergegas untuk mengecilkan kekhawatiran merekapada pertemuan G20 di Seoul.

Dolar yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya untuk membeli komoditas dalam mata uang dolar seperti minyak mentah.

Dalam beberapa pekan terakhir, pasar energi telah didukung oleh dolar yang lebih lemah dan prospek pemulihan ekonomi global yang lebih kuat dari perkiraan.

Pedagang juga proyeksi permintaan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) pada Jumat.

IEA menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak globalnya untuk 2010 menjadi rata-rata 87,3 juta barel per hari, sebagian karena rebound yang lebih kuat dari perkiraan di kuartal ketiga, tetapi menunjuk perlambatan moderat pada 2011.

IEA yang berbasis di Paris adalah unit energi pemantauan dan strategi untuk negara-negara industri terkemuka di dunia yang terdiri dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). (A026/K004)