Sukoharjo (ANTARA News) - Joko Daryono (42), terduga teroris yang rumahnya digerebek aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri, pada Kamis sekitar pukul 11.00 WIB, menjabat sebagai bendahara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Juru bicara JAT, Ustad Abdurrahim Baasyir, di Sukoharjo, Kamis, membenarkan bahwa Joko sebagai Pengurus Pusat JAT yang menjabat Aminul Mal atau semacam bendahara dengan tugas menyimpan uang.

Pihaknya menyatakan tidak yakin keterlibatan aktivis organisasi itu terkait dengan aksi terorisme seperti isu yang menyebutkan bahwa dia terlibat terorisme di Aceh sebagai penyumbang dana.

Setelah penangkapan terhadap Joko, katanya, pihaknya segera mencari penggantinya di jabatan itu demi kelancaran roda organisasi.

You can see that there's practical value in learning more about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. Can you think of ways to apply what's been covered so far?

Hingga saat ini, katanya, pihaknya memang belum menemukan penggantinya.

"Dan pada intinya kami tidak yakin terhadap sangkaan polisi terhadap aktivis-aktivis kami terlibat dalam aksi teorisme," katanya.

Ia mengemukakan, penangkapan tersebut merupakan pesanan beberapa pihak tertentu untuk melemahkan pihaknya dengan aktivitasnya memperjuangkan Islam.

Pada Kamis, sekitar pukul 11.00 WIB, rumah milik Joko Daryono, di RT 03 RW 01, Dukuh Ngemplak, Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, digerebek oleh aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Joko Daryono alias Ustad Toyib diduga sebagai pemberi dana untuk serangkaian aksi teror. (ANT-198*M029/K004)