Batam (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak menyetujui penetapan Pulau Nipah di Kepulauan Riau sebagai zona pertahanan sekaligus ekonomi. "Sekiranya dibuat bagian kegiatan lain, saya tidak setuju," kata Megawati, Minggu, saat mengunjungi pulau terdepan yang pernah nyaris tenggelam sehingga harus beberapa tahun direklamasi pemerintah pusat.

Ia mengatakan Pulau Nipah hanyalah titik Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijadikan simbol kedaulatan dan penjagaan keamanan RI.

"Kalau dibangun (dengan zona ekonomi) di sini, secara esensi, akan menyulitkan," kata dia.

Menurut Megawati, sebagai pulau terdepan, Pulau Nipah akan lebih strategis bila hanya dijadikan tempat pertahanan dan simbol kedaulatan wilayah negara. Bila digabung dengan kawasan lain (ekonomi-red), maka pertahanan terdepan tidak akan fokus.

"Ini hanya perlu dijaga untuk mempertahankan NKRI," kata dia.

Ia mengatakan dalam rapat kabinet 2004 yang dipimpinnya,  Menko Ekuin diminta untuk memperhatikan semua pulau terdepan NKRI, terutama Pulau Nipah.

The information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia presented here will do one of two things: either it will reinforce what you know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia or it will teach you something new. Both are good outcomes.

Saat pulau yang berhadapan dengan laut perbatasan negara itu nyaris tenggelam pada 2004, ia juga meminta direklamasi.

"Sekarang saya bangga pulau ini merupakan tonggak NKRI," kata dia.

Sebelumnya, Juni 2010, pemerintah menetapkan Pulau Nipah menjadi zona pertahanan sekaligus ekonomi.

Pemerintah menjadikan pulau yang baru selesai direklamasi tersebut sebagai zona pertahanan di bagian utara dan zona ekonomi di bagian selatan.

Bagian selatan Pulau Nipah direncanakan menjadi menjadi tempat pengembangan "industri kotor", seperti "docking" kapal dan pengisian bahan bakar untuk kapal.

Pulau Nipah merupakan pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan perairan Singapura. Pulau tersebut baru selesai direklamasi setelah sempat nyaris hilang akibat penambagan dan penjualan pasir laut.
(Y011/A013/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com