Tokyo (ANTARA News) - Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) mengatakan pihaknya akan melakukan yang "terbaik" untuk menyediakan likuiditas pasar dan menjamin stabilitas pasar finansial setelah Jepang pada Jumat dilanda rekor gempa terbesar yang pernah terjadi. Monster gempa berkekuatan 8,9 skala ricter melepaskan tsunami yang merenggut ratusan jiwa, dengan laporan berita lokal menempatkan perkiraan korban di lebih dari 1.000 orang, demikian AFP melaporkan.

Manufaktur utama Jepang termasuk Toyota, Nissan dan Sony terpaksa menghentikan produksi di beberapa lokasi, meningkatkan kekhawatiran jangka pendek untuk pertumbuhan ekonomi negara itu.

Meskipun terlalu dini untuk analis untukmenilai sepenuhnya dampak gempa, kerusakan meluas dengan bangunan-bangunan dan pabrik-pabrik rusak dan fasilitas seperti kilang Cosmo Oil Co di Ichihara, Prefektur Chiba terbakar.

"Semakin besar kerusakan sosial dan ekonomi, semakin besar ancaman terhadap kemampuan dan kemauan pemerintah untuk menangkal krisis fiskal," kata konsultan Capital Economics dalam sebuah catatan penelitian.

Segera setelah gempa melanda, bank sentral cepat mengumumkan bahwa mereka telah membentuk tim penanggulangan bencana, dipimpin oleh Gubernur Bank Sentral Masaaki Shirakawa, di kantor pusat di Tokyo.

BoJ bergerak untuk mengurangi kekhawatiran pasar dengan mengumumkan bahwa pihaknya siap untuk memasok likuiditas yang cukup ke pasar uang.

"Bank akan terus melakukan yang terbaik, termasuk penyediaan likuiditas, untuk menjamin stabilitas di pasar keuangan dan untuk mengamankan kelancaran penyelesaian dana, pada minggu mendatang."

Jika Anda tidak memiliki detail yang akurat tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah, maka Anda mungkin membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.

BoJ juga mengumumkan bahwa pertemuan dewan kebijakandua hari sebelumnya dijadwalkan untuk Senin dan Selasa kini akan diperpendek menjadi satu hari dan menyimpulkan pada Senin, dilihat sebagai tanda pihkanya dapat cepat menerapkan langkah-langkah baru.

Namun, analis mengatakan bank sentral membatasi pada apa yang bisa lakukan setelah ia mengurangi suku bunganya menjadi antara nol dan 0,1 persen tahun lalu.

"Ada dua kekhawatiran yang berhubungan dengan ekonomi dasar," kata Richard Jerram dari Macquarie Bank.

"Yang pertama adalah bahwa siklus ekonomi rapuh tidak dalam posisi untuk menahan gangguan signifikan. Yang kedua adalah bahwa kombinasi ekonomi lebih lembut dan beban pada keuangan publik akan memberikan tekanan naik pada hasil obligasi."

Pada Januari, Standard & Poor`s menurunkan peringkat kredit Jepang untuk pertama kalinya sejak 2002, menuduh pemerintah kekurangan strategi "koheren" untuk mulai mengurangi utang negara industri terbesar sekitar 200 persen dari PDB.

Bulan lalu lembaga saingannya, Moody mempertahankan tekanan karena pihaknya menurunkan pandangan pada utang Jepang menjadi "negatif".

Sebelum gempa melanda, pemerintah terlihat berada dalam posisi genting karena berjuang untuk mendorong pendanaan surat utang (bills) untuk anggarannya 1,1 triliun dolar AS untuk tahun fiskal mulai 1 April. (A026/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com