Kairo (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Yaman Nurul Aulia mengatakan, aksi protes anti-pemerintah di Yaman belum berpengaruh terhadap warga negara Indonesia (WNI) di negara itu. "KBRI Sanaa telah mengantisipasi beberapa langkah evakuasi, namun sejauh ini dampak demo belum nyata terhadap keamanan WNI," kata Dubes Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat malam.

Hanya baru seorang mahasiswa di Kota Taiz (180 km selatan Sanaa) terpaksa mengungsi ke Sanaa karena merasa keamanannya tidak terjamin, katanya.

Jumlah WNI di Yaman tercatat 3.259 orang, dimana 1.700 orang di antaranya mahasiswa yang sebagian besar bermukim di Mukalla, ibu kota provinsi Hadramaut (754 km arah timur laut Sanaa) dan di kota Tarim (1.140 km timur Sanaa).

Selain di ibu kota Yaman, Sanaa, WNI juga tersebar di sejumlah provinsi Hudaidah (156 km barat daya ibukota Sana`a), Aden (370 km selatan Sana`a), dan Sa`ada (243 km utara Sana`a).

Di antara WNI tersebut, terdapat pula sekitar 300 tenaga kerja wanita (TKW), dan diperkirakan masih ada 300-an TKW lagi yang belum mendaftarkan diri sehingga sulit terlacak.

Dubes Aulia menjelaskan, bila keadaan darurat, WNI akan dievakuasi lewat udara darat dan laut.

"Alternatif pertama jika terpaksa evakuasi, maka dilakukan dengan pesawat lewat Bandara Sanaa, dan bila memungkinkan evakuasi lewat darat ke Arab Saudi," katanya.

If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.

Ia menambahkan, bila memungkinkan lewat laut, maka alternatif dapat digunakan pelabuhan laut Mukalla dan Hudaidah.

Sebelumnya, KBRI Sanaa telah mengumpulkan beberapa kalangan WNI untuk mengantisipasi kemungkinan evakuasi bila situasi memburuk.

WNI diimbau agar terus menjalin komunikasi dengan KBRI Sana`a, menghindari tempat-tempat rawan unjuk rasa, tidak banyak keluar rumah atau asrama jika tidak terlalu penting, jangan menyebarkan rumor dan berhati-hati dalam menulis artikel tentang Yaman atau kondisi WNI di Yaman.

Untuk antisipasi keadaan darurat, KBRI telah membeli bahan makanan pokok seperti beras, ikan dalam kaleng dan mie instan.

KBRI Sanaa juga membentuk sejumlah posko darurat di kota-kota Aden, Mukalla, Hudaidah, Tarim, dan Sanaa.

Bagi pelajar dan mahasiswa diimbau agar berhati-hati dan tetap waspada, selalu membawa identitas diri berupa paspor atau kartu izin tinggal.

KBRI Sanaa juga telah memasang iklan di harian At-Thaurah Sanaa pada 20 Februari 2011, yang berisi imbauan agar seluruh WNI dan majikan yang memperkerjakan TKW agar mendaftarkan diri mereka ke KBRI Sanaa. (M043/A023/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com