Lambang PSSI (ANTARA)

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Hayono Isman meminta Ketua Umum PSSI Nurdin Halid tidak menjegal kompetitornya dalam pemilihan ketua umum organisasi sepak bola Indonesia tersebut. "Kalau Pak Nurdin mau dipilih kembali, ya itu hak dia, dia maju, tetapi jangan menjegal orang lain karena itu bertentangan dengan semangat reformasi," katanya di Komplek Kantor Wapres di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kompetisi di alam demokrasi ini seharusnya dapat menghasilkan pemimpin yang lebih baik.

Ia mengatakan, di era sekarang ini PSSI seharuSnya lebih demokratis dan terbuka kepada publik. "Karena PSSI kan miliknya publik, oleh karena itu di dalam melaksanakan konsolidasi organisasi PSSI jangan meninggalkan semangat reformasi," katanya.

Ia menambahkan, dalam menentukan kepemimpinan PSSI seharusnya tidak ada intervensi baik oleh kepetingan politik maupun oleh pemerintah dan biarkan mekanisme kongres yang akan memilih.

Truthfully, the only difference between you and mobil keluarga ideal terbaik indonesia experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to mobil keluarga ideal terbaik indonesia.

"Kongres yang menentukan, mereka punya hati, punya nurani, biarlah kongres menentukan pemimpin PSSI ke depan, dan ini jangan dikebiri, tidak boleh ada kepentingan politik di dalamnya, tidak boleh ada kepentingan pemerintah, saya juga ingatkan kepada pemerintah jangan intervensi terlalu jauh," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olaharaga saat ini berada di luar PSSI.

"Saya mendapatkan insurance (jaminan) dari Pak Menpora, beliau itu mengatakan baru di luar pagar belum di dalam pagar PSSI, tapi bukan mustahil masuk ke dalam pagar karena apa, karena ada penyimpangan. Kenapa pemerintah harus masuk karena PSSI menggunakan juga anggaran publik, harus dikontrol oleh publik salah satunya dilakukan oleh pemerintah dan tentunya oleh DPR," katanya.

(M041/R014/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com